Jumat, 13 Januari 2012

Ujian Akhir itu mirip kayak Jomblo... Sama-sama bikin Galau


Ibaratkan masa pertumbuhan, masa-masa kuliahku saat ini memasuki masa puber. Eits, bukan berarti sekarang aku mulai sering PMS (NGAPAIN JUGA??!!). Puber yang aku maksud di sini adalah singkatan: PUSING BERDARAH-DARAH.

Well, ini karena sekarang aku mulai masuk ujian akhir semester. Sekali lagi biar dramatis, UJIAN AKHIR SEMESTER. *backsound: Alamat palsu (lho?).

Di dunia ini, ada dua tipe mahasiswa dalam menghadapi Ujian Akhir Semester:

Pertama, adalah mahasiswa tipe Jaguar. Bukan, bukan berarti mahasiswa tipe ini kulitnya item. Mahasiswa tipe jaguar adalah mahasiswa yang sangat cepat dalam segala hal. Terutama pas ngerjain tugas akhir, mereka sangat cepat. Misalnyai mengumpulkan tugas (paper, makalah, dll) H-5 sebelum deadline. Mahasiswa tipe ini adalah mahasiswa yang cerdas, makanya dia bisa menyelesaikan tugas tepat waktu, atau bahkan in-time.

Sayangnya, aku termasuk mahasiswa tipe ke-dua, yaitu mahasiswa tipe codot a.k.a kampret, yang selalu-begadang-sepanjang-malam-di-hari-hari-ujian-karena-kepepet-deadline. Mahasiswa  tipe ini disebut juga sebagai tipe belalang kupu-kupu, karena kalo siang makan nasi, kalo malam meraung-raung frustasi. Frustasi gak bisa fokus ngerjain tugas, sementara besok sudah deadline.

Sewaktu nulis ini aku juga baru aja selese meraung-raung (+ nyakar-nyakar layar laptop).

Yak, saat ini aku sudah masuk Ujian Akhir Semester. Dimulai tanggal 9 Januari Kemarin. Kemarin aja aku habis ngumpulin sebuah tugas akhir berupa makalah ilmiah, untuk mata kuliah Teknik Penulisan Ilmiah. Namanya aja yang makalah ilmiah, isinya mah makalah ILFILIAH alias makalah yang bikin ifil. Hehehe.

***

Salah satu kelemahan yang cukup menghambat niat suciku untuk mendapatkan IP 3,5 adalah kenyataan bahwa otakku ini gak bisa mikir kalo gak kepepet. Disamping karena IQ tengkurep.

Serius. Entah apa yang kegeser di dalam kepalaku ini sehingga membuat otakku susah mikir kalo gak kepepet. Contoh kasusnya kayak gini: aku dikasih tugas bikin paper, waktunya dua minggu.

-      H-2 minggu  : “Ah, santai. 2 minggu masih lama.
-      H-seminggu : “Tenang, masih seminggu lagi.
-      H-2              : “Masih ada besok.
-      H-1              : “Mampus, aku belum ngerjain apa-apa.

Dan akhirnya aku bakal semalem suntuk jadi Batman (terjemah: Manusia Kampret) yang sama sekali gak tidur, bukan untuk menjaga perdamaian, tapi karena mau ngerjain tugas.

Selain itu, otakku ini juga banyak maunya kalo pas lagi ngerjain tugas ataupun pas mau belajar. Diajak mikir susah banget. Contoh kasus #2:

-    Malem-malem jam 12an, aku lagi berpikir keras mikirin tugas makalah tentang Postmodernisme. Jari-jari sudah stand by di atas keyboard, mata sudah fokus di depan laptop, ee si otak malah ngomong “Fahmi, beli minuman soda dulu aja, biar seger pikirannya” Seperti yang kita tahu, otak adalah pengendali tubuh kita, dan malam itu aku sukses diperbudak oleh otakku sendiri. Aku pergi ke Alfamart, lalu beli Teb’s kalengan. Pas di Alfamart, ngeliat Silverqueen, otakku ngomong lagi “Eh, Mi. Aku pernah denger di mana gitu, katanya coklat bisa bikin otak lebih encer mikirnya.” Aku pun beli Silverqueen. Setelah itu, aku kembali ngadep laptop. Teb’s + Silverqueen ternyata tak mampu membuat otakku menjadi cemerlang. Aku tetep susah mikir. Si otak ngeles “Mi, kalo mau bener-bener mikir itu mata harus dipejamkan. Biar dalem mikirnya.” Aku kembali nurut, aku merem. Sambil merem aku terus berpikir, berpikir seputar topik yang mau aku bahas, kemudian mentransfernya ke Microsoft Word. Begitu aku membuka mata, tau-tau udah jam 7 pagi. KAMPRET AKU MEREMNYA KEBABLASAN!!! Geblek banget dah. Semuanya gara-gara otak binal itu.

***

Well guys, itu adalah contoh yang salah menghadapi ujian akhir.

Oh ya, aku pikir-pikir, ternyata ujian akhir itu menimbulkan efek yang sama seperti efek jomblo, yaitu sama-sama bikin galau. Coba deh, ketika lagi jomblo, kita merindukan datangnya “seseorang” yang bisa membuat kita bahagia. Namun ketika “seseorang” itu datang, terkadang kita malah merasa tidak siap menerima kedatangannya. Ataupun tidak siap nembak. Alamat jadi galau. Begitu pula dengan ujian akhir. Setiap mahasiswa pasti bahagia jika mendapat nilai A. Dan untuk ngedapetin nilai A, tentu saja harus melewati ujian akhir. Dan ketika ujian akhir itu datang, saat itu pula muncul perasaan tidak siap menyambutnya. Alamat galau lagi.

Aku ini contohnya. Sekarang aku masih dalam minggu-minggu ujian. Besok Senin juga ada ujian. Bukannya mulai belajar, aku malah nulis-nulis yang gak jelas kayak gini. Yah, jangan salahkan orang yang sedang menggalau.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar