Ibaratkan
masa pertumbuhan, masa-masa kuliahku saat ini memasuki masa puber. Eits, bukan
berarti sekarang aku mulai sering PMS (NGAPAIN JUGA??!!). Puber yang aku maksud
di sini adalah singkatan: PUSING BERDARAH-DARAH.
Well, ini
karena sekarang aku mulai masuk ujian akhir semester. Sekali lagi biar
dramatis, UJIAN AKHIR SEMESTER. *backsound: Alamat palsu (lho?).
Di dunia
ini, ada dua tipe mahasiswa dalam menghadapi Ujian Akhir Semester:
Pertama,
adalah mahasiswa tipe Jaguar. Bukan, bukan berarti mahasiswa tipe ini kulitnya
item. Mahasiswa tipe jaguar adalah mahasiswa yang sangat cepat dalam segala
hal. Terutama pas ngerjain tugas akhir, mereka sangat cepat. Misalnyai
mengumpulkan tugas (paper, makalah,
dll) H-5 sebelum deadline.
Mahasiswa tipe ini adalah mahasiswa yang cerdas, makanya dia bisa menyelesaikan
tugas tepat waktu, atau bahkan in-time.
Sayangnya,
aku termasuk mahasiswa tipe ke-dua, yaitu mahasiswa tipe codot a.k.a kampret,
yang
selalu-begadang-sepanjang-malam-di-hari-hari-ujian-karena-kepepet-deadline.
Mahasiswa tipe ini disebut juga sebagai tipe belalang kupu-kupu, karena
kalo siang makan nasi, kalo malam meraung-raung frustasi. Frustasi gak bisa
fokus ngerjain tugas, sementara besok sudah deadline.
Sewaktu
nulis ini aku juga baru aja selese meraung-raung (+ nyakar-nyakar layar
laptop).
Yak, saat
ini aku sudah masuk Ujian Akhir Semester. Dimulai tanggal 9 Januari Kemarin.
Kemarin aja aku habis ngumpulin sebuah tugas akhir berupa makalah ilmiah, untuk
mata kuliah Teknik Penulisan Ilmiah. Namanya aja yang makalah ilmiah, isinya
mah makalah ILFILIAH alias makalah yang bikin ifil. Hehehe.
***
Salah satu
kelemahan yang cukup menghambat niat suciku untuk mendapatkan IP 3,5 adalah
kenyataan bahwa otakku ini gak bisa mikir kalo gak kepepet. Disamping karena IQ
tengkurep.
Serius.
Entah apa yang kegeser di dalam kepalaku ini sehingga membuat otakku susah
mikir kalo gak kepepet. Contoh kasusnya kayak gini: aku dikasih tugas bikin paper, waktunya dua minggu.
-
H-2 minggu : “Ah, santai.
2 minggu masih lama.”
-
H-seminggu : “Tenang, masih seminggu lagi.”
-
H-2 : “Masih ada besok.”
-
H-1
: “Mampus, aku belum ngerjain
apa-apa.”
Dan akhirnya
aku bakal semalem suntuk jadi Batman (terjemah: Manusia Kampret) yang sama
sekali gak tidur, bukan untuk menjaga perdamaian, tapi karena mau ngerjain
tugas.
Selain itu,
otakku ini juga banyak maunya kalo pas lagi ngerjain tugas ataupun pas mau
belajar. Diajak mikir susah banget. Contoh kasus #2:
-
Malem-malem jam 12an, aku lagi berpikir keras mikirin tugas makalah tentang
Postmodernisme. Jari-jari sudah stand by di
atas keyboard, mata sudah fokus di depan laptop, ee si otak malah ngomong “Fahmi, beli minuman soda dulu aja, biar seger
pikirannya” Seperti yang kita tahu, otak adalah pengendali tubuh
kita, dan malam itu aku sukses diperbudak oleh otakku sendiri. Aku pergi ke
Alfamart, lalu beli Teb’s kalengan. Pas di Alfamart, ngeliat Silverqueen,
otakku ngomong lagi “Eh, Mi. Aku
pernah denger di mana gitu, katanya coklat bisa bikin otak lebih encer
mikirnya.” Aku pun beli Silverqueen. Setelah itu, aku kembali
ngadep laptop. Teb’s + Silverqueen ternyata tak mampu membuat otakku menjadi
cemerlang. Aku tetep susah mikir. Si otak ngeles “Mi, kalo mau bener-bener mikir itu mata harus dipejamkan. Biar
dalem mikirnya.” Aku kembali nurut, aku merem. Sambil merem aku
terus berpikir, berpikir seputar topik yang mau aku bahas, kemudian
mentransfernya ke Microsoft Word. Begitu aku membuka mata, tau-tau udah jam 7
pagi. KAMPRET AKU MEREMNYA KEBABLASAN!!! Geblek banget dah. Semuanya gara-gara
otak binal itu.
***
Well guys,
itu adalah contoh yang salah menghadapi ujian akhir.
Oh ya, aku
pikir-pikir, ternyata ujian akhir itu menimbulkan efek yang sama seperti efek
jomblo, yaitu sama-sama bikin galau. Coba deh, ketika lagi jomblo, kita
merindukan datangnya “seseorang” yang bisa membuat kita bahagia. Namun ketika
“seseorang” itu datang, terkadang kita malah merasa tidak siap menerima
kedatangannya. Ataupun tidak siap nembak. Alamat jadi galau. Begitu pula dengan
ujian akhir. Setiap mahasiswa pasti bahagia jika mendapat nilai A. Dan untuk
ngedapetin nilai A, tentu saja harus melewati ujian akhir. Dan ketika ujian
akhir itu datang, saat itu pula muncul perasaan tidak siap menyambutnya. Alamat
galau lagi.
Aku ini
contohnya. Sekarang aku masih dalam minggu-minggu ujian. Besok Senin juga ada
ujian. Bukannya mulai belajar, aku malah nulis-nulis yang gak jelas kayak gini.
Yah, jangan salahkan orang yang sedang menggalau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar