Sabtu, 04 Februari 2012

The Power of Blog*


Pagi ini aku bangun seperti biasa... Bangun jam 6, dan aku merasa ini masih subuh, terus aku sholat.

Setelah subuhan, dengan bau jigong masih di mana-mana, aku blogwalking ke blog langgananku (Naked-traveler.com, radityadika.com)

Ketika aku membuka naked-traveler, di situ ada postingan terbaru yang ngebahas dunia “blog”. Judulnya The Power of Blog*. Judul yang kemudian aku jiplak untuk kujadikan judul postingan ini. Postingan yang inspiratif itu bisa dilihat di sini.

Membaca postingan itu membuat aku semakin semangat untuk terus ngeblog di blog ini. Naked-traveler menurutku adalah salah satu blog yang keren, sangat berhasil, sukses, sampai dibukuin segala. Dan well, ketika kita melihat sesuatu yang telah sukses di depan kita, itu membuat kita semakin terinspirasi untuk mengikuti jejak keberhasilannya, dengan jalan yang sama.

Namun di sisi lain, postingan The Power of Blog* itu sekaligus juga membuat aku down. Down dalam artian “minder”. Minder karena ketika aku melihat blog sendiri, mencoba berkaca, aku bisa melihat diriku yang masih sangat keciiiiiiiiiiillllllll sekali. Dalam dunia blog.

Selalu seperti itu.

Berada di antara dua arus yang berlawanan. Semangat dan Minder.

Setelah itu aku aku juga iseng-iseng buka blog orang, dan yang tidak beruntung (atau malah beruntung?) aku isengin adalah blog kangenkasur.wordpress.com.

Aku buka blog itu juga dari Naked-traveler. Membaca blog kangenkasur itu, aku kembali minder. Blog itu keren menurutku. Isinya pake bahasa Inggris pula.

Blog lain yang aku isengin adalah rifkiamelia.multiply.com. Itu blog punyanya atasanku di SKM Bulaksumur. SKM Bulaksumur adalah badan pers mahasiswa di UGM. Aku dulu ikut itu, jadi reporter. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Aku non-aktif secara tidak terhormat. Hehe. Sudah lah, nggak perlu menyinggung itu.

Balik lagi ke rifkiamelia.multiply.com, membaca blog itu aku juga kembali minder. Tulisan di blog itu rapih, terstruktur, enak dibaca. Nggak kayak blog’ku ini yang awut-awutan. Tuh kan, minder lagi.

Hmm.. sampai di sini, aku malah bingung.

Kenapa aku minder ya?

Geblek.

Yah, inilah bodohnya saya. Sering aku nggak ngerti alasan kenapa aku begini, kenapa aku begitu. Kenapa aku melakukan ini, kenapa aku melakukan itu. Untuk apa? Oh, I can’t explain to myself why I so stupid.

So, what should I do with this my stupidness?

Well, I don’t know.

Eh, kog pagi-pagi malah galau gini? Aduh, soridorimori... Mandi dulu ah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar